Jurnalis Perlu Tahu Bahaya MBDK

Peserta Pelatihan Jurnalistik Endmarking MBDK Berfoto Bersama (foto : ranjana.id)

Bandar Lampung – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan PUSSbik mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dan Pelatihan Jurnalistik dengan tema “Membuat Peta Jalan Dari Earmarking Cukai MBDK” di Hotel Aston, Jl. Gatot Subroto No.81, Garuntang, Kota Bandar Lampung, Sabtu (1/2/2025).

FGD dan Pelatihan Jurnalistik ditujukan untuk membantu Jurnalis dalam memahami strategi dan narasi industri minuman manis dalam kemasan (SSB) dan mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi secara objektif.

Para Jurnalis juga dapat memahami strategi pemasaran, kemudian mepelajari strategi intervensi dan narasi yang digunakan industri SSB untuk memengaruhi kebijakan publik.

Selain itu, Jurnalis diharapkan dapat menambah keterampilan Jurnalistiknya dengan membekali keterampilan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan melaporkan taktik industri secara objektif serta meningkatkan kualitas peliputan tentang dampak SSB terhadap kesehatan.

Dalam FGD, YLKI dan PUSSbik melakukan diskusi dengan Jurnalis terkait penerapan Cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) serta dampak negatif dari MBDK.

Dalam hal ini peran media massa sangat dibutuhkan untuk mengkampanyekan dampak serius MBDK jika terus dikonsumsi oleh tubuh dan juga mendorong penerapan Cukai MBDK agar bisa di realisasikan pada tahun 2025.

Dalam diskusi, Perwakilan YLKI Jakarta Rully Prayoga mengatakan jangan sampai 20 tahun kedepan mendapatkan generasi yang sakit diabetes, obesitas, gagal ginjal, itu terjadi karena sesuatu yang sebenernya bisa hindari pada saat ini.

“Artinya, itu bisa kita hindari, bisa kita stop, kita batasi, sehingga generasi 20 tahun mendatang adalah generasi yang sehat, produktif, bisa bekerja dan itulah generasi emas,” kata Rully. (*)