AMPPSI Dan PPSLT Kritisi 1 Tahun Kinerja Kabinet Merah Putih

Mardoni, Ketua AMPPSI Dan PPSLT (Foto : Dok. Pribadi)

ranjana.id Aliansi Masyarakat Peduli Petani Singkong Indonesia (AMPPSI) dan Paguyuban Petani Singkong Lampung Timur (PPSLT) mengkritisi kinerja menteri kabinet merah putih Presiden Prabowo.

Dalam rilisnya (21/10/2025), Mardoni, Ketua AMPPSI sekaligus Ketua PPSLT, menilai walaupun saat ini Presiden Prabowo Subianto sangat tersohor ditengah masyarakat dunia, namun petani singkong di Lampung tetap butuh perhatian pemerintah karena masih dibekap kebijakan import yang merugikan petani.

“Bapak Presiden perlu tahu kesulitan ekonomi petani singkong yang sudah berjalan satu tahun belum ada jalan keluarnya”, kata Mardoni.

Bertepatan dengan momen 1 tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, AMPPSI dan PSLT juga menyoroti kinerja para menteri pembantu Presiden yang terkesan enggan menyelesaikan urusan petani singkong Indonesia dan terkesan sekadar mengotak-atik data saja dari balik meja tanpa menyelesaikan akar permasalahan petani.

“Harapan kami masyarakat petani singkong agar para Menteri melayani, mengabdi dan berkerja serius serta membantu meringankan beban Presiden RI untuk mensejahterakan rakyat, terutama petani, kata Maradoni.

“Perjuangan masyarakat Petani Singkong sudah sangat luar biasa demo, berjild-jilid di Provinsi Lampung, surat pun dikirim kepada Presiden, MPR RI, DPR RI, Seskab, Baleg DPR RI, Mentri perdagangan, Menko pangan dan instasi penting lainnya. Petani singkong butuh langkah nyata para pimpinan lembaga negara dan kementerian.” tambahnya.

Mardoni mengatakan, masyarakat berharap para menteri terkait turun ke Lampung bersamaan agar dapat langsung mengambil keputusan, yaitu Mentri Pertanian, Mentri Perdagangan , Menko Perekonomian, Mentri Perindustrian, dan Menko Pangan. Hal ini sangat penting mengingat kebermanfaatan singkong sebagai bahan baku industri makanan dan industri non pangan lainnya.

“Pemerintah pusat jangan saling lempar urusan dengan pemerintah daerah jika bicara singkong dan petani singkong. Perekonomian petani singkong mulai melemah, daya beli menurun bahkan perekonomian di daerah sentra singkong, di Lampung, juga mengalami pelambatan”, pungkasnya. (Redaksi)