ranjana.id – Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan memberikan apresiasi kepada para perempuan penggerak lingkungan yang bekerja di tingkat akar rumput dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Pada acara Bedah Buku “Seberkas Cahaya di Tengah Krisis Sampah Plastik”, Wamen menyoroti peran penting para perempuan yang dinilai berhasil menghadirkan solusi nyata terhadap persoalan sampah plastik dan memberikan kontribusi signifikan dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Perjalanan mereka diangkat dalam buku yang merangkum kisah 12 sosok inspiratif dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk 9 perempuan yang menjadi penggerak perubahan di komunitasnya.
“Kami mengapresiasi peluncuran buku ini, karena ini merupakan langkah yang baik dengan mengumpulkan para champion yang bergerak di akar rumput untuk mengolah sampah dan mengubahnya hingga memberikan manfaat ekonomi. Ke depan, inisiatif seperti ini harus menjadi gerakan untuk menciptakan program-program serupa dan bermanfaat bagi lingkungan. Saya yakin, sebenarnya banyak lagi masyarakat, khususnya perempuan yang sudah melakukan aksi nyata di berbagai daerah di Indonesia,” kata Wamen PPPA (8/12/2025) kemarin.
Wamen PPPA menyampaikan melalui peluncuran buku tersebut menjadi momentum bersama dalam mendorong gerakan peduli lingkungan dan meminimalisir dampak perubahan iklim. Komitmen pemerintah dalam mendukung lingkungan hidup telah tercantum dalam Sustainable Development Goals (SDGs) dan telah menjadi perhatian di dunia internasional.
Wamen Veronica juga menyampaikan bahwa para perempuan champion yang hadir dalam kegiatan tersebut merupakan representasi nyata gerakan perubahan di tingkat komunitas. Mereka tidak hanya mengatasi persoalan sampah plastik, tetapi juga berhasil membangun kesadaran kolektif di lingkungan masing-masing melalui edukasi, pendampingan, dan contoh tindakan yang berkelanjutan. Upaya pengelolaan sampah yang mereka lakukan juga menjadi pintu masuk bagi transformasi yang lebih besar, yakni mewujudkan ketahanan pangan berbasis komunitas melalui praktik ramah lingkungan dan pemanfaatan sumber daya lokal.
“Kami berharap, ujungnya adalah perempuan bisa mengelola kebun pangan lokal yang menjadi bagian dari rantai pasok pangan sesuai kebutuhan pasar. Dalam ekosistem tersebut, perempuan juga memberikan edukasi bagi keluarga tentang pentingnya makanan bergizi, karena merekalah tonggak perubahan di lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Semua upaya itu akan kita integrasikan, mulai dari keluarga hingga pengembangan pangan lokal sebagai sebuah kampung ilmu. Seperti sebuah lingkaran, mulai dari sampah diolah oleh maggot, menjadikan maggot pakan ayam, dan kotoran ayam menjadi pupuk. Apa pun bentuknya, semua akan kita lakukan demi memperkuat ekonomi perempuan,” kata Wamen PPPA.
Chief Conservation Officer World Wide Fund (WWF) Indonesia, Dewi Lestari Yani Rizki menyampaikan bahwa melindungi lingkungan dari sampah khususnya sampah plastik tidak mudah. Oleh karenanya, WWF berupaya melaksanakan program yang dapat mengubah pola pikir masyarakat yakni melalui champion penggerak lingkungan.
“Para champion ini datang berbagai dari beragam latar belakang, mulai dari inovator, entrepreneur sosial, hingga seniman yang memberikan edukasi kepada anak-anak tentang lingkungan. Bersama Kemen PPPA, kami berharap bisa membantu keberlanjutan program ini, karena kami percaya para champion ini dapat menularkan pemikiran dan aksi mereka ke wilayah yang lebih luas. Semoga dengan kolaborasi multipihak ini, kita bisa mencegah degradasi lingkungan, membangun masa depan yang lebih baik, dan menciptakan keselarasan antara manusia dan alam,” kata Dewi.
Inisiator Taman Kreasi Olah Sampah Terintegrasi (Takesi) Mutiara Bogor Raya, Ani Hayu Sulistiyowati menceritakan kisahnya awal mula menginisiasi pengelolaan sampah di lingkungannya. Bermula dari tempat penampungan sampah sementara yang akan ditutup karena tidak terkelola dengan baik, hingga kini 70 persen sampah dapat tertangani. Takesi Mutiara Bogor Raya telah berkembang menjadi sistem pengelolaan sampah terintegrasi yang menghasilkan produk organik seperti pupuk hingga pakan ternak. (*)






