Tokoh Masyarakat Gunung Sari Kompak Tolak Rencana Portal Di Jalan Dipo

Rembug Warga Gunung Sari Menolak Rencana Portal PT. KAI Di Jl. Dipo (foto : ranjana.id)

Bandar Lampung – Tokoh masyarakat dan warga Kelurahan Gunung Sari kompak menolak rencana pemasangan portal di Jl. Dipo oleh PT. KAI Divre IV.

Mereka sepakat menolak dengab alasan portal di sekitar di lingkungan Stasiun Tanjung Karang tersebut akan mematikan hak dan kepentingan warga Gunung Sari atas fasilitas jalan dan akan berimbas pada kehidupan sosial ekonomi warga.

Kata sepakat tokoh masyarakat dan warga Gunung Sari itu dicapai pada rembug warga yang dilakukan semalam (25/1/2025).

Perhendra, Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Gunung Sari Bersatu (FKMGB), mengatakan rencana PT. KAI memasang portal di Jl. Dipo tersebut tidak ada alasannya dan merugikan warga.

“Jalan Dipo itu fasilitas umum, sudah diaspal Pemkot Bandar Lampung, tidak mungkin Pemkot mengaspal jika itu bukan fasum. Di situ ada taman bermain anak-anak.”, jelas Perhendra.

Ia menilai PT. KAI tidak punya alasan memasang portal di Jl. Dipo karena hal itu hanya akal-akalan untuk menambah pendapatan parkir semata tanpa memikirkan warga.

“PT. KAI selalu semena-mena dengan warga Gunung Sari, itu akal-akalan untuk kepentingan vendor parkir karena pull bus Damri lebih banyak pengunjungnya. Kan sudah ada rambu verboden (dilarang masuk) yang dipasang pihak stasiun, artinya itu batas kawasan stasiun. Ini jalan umum tidak boleh diportal.” tegas Perhendra.

Senada, Ustadz Tusiwan, tokoh agama Gunung Sari, mengatakan, PT. KAI tidak boleh lupa sejarah, stasiun dan warga Gunung Sari sudah hidup berdampingan sejak Stasiun Tanjung Karang didirikan (1914).

“Portal itu meeugikan warga, bagaimana mungkin lahan yang biasa dipakai untuk kegiatan keagaaman dan peringatan hari besar keagaaman ditutup portal dan warga tidak bolehbmasuk”, kata Ustadz Tusiwan.

Hendrik, tokoh pemuda Gunung Sari juga berpendapat sama, rencana portal PT. KAI di Jl. Dipo akan mematikan aktivitas ekknomi warga.

” Daerah yang mau diportal itu tempat lalu lalang warga, ada yang pergi kerja ada yang berangkat dagang dan ada yang dagang di pull DAMRI, kalau diportal ya mau makan apa”, tegas Hendrik.

Dalam rembug warga yang dihadiri Lurah, Babinkamtibmas, dan Babinsa Gunung Sari tersebut, tokoh masyarakat dan warga sepakat untuk menyampaikan protes ke pihak terkait di Kota Bandar Lampung dan mengancam akan menggelar unjuk rasa jika protes mereka tidak ditanggapi. (Admin)