ranjana.id – Dalam dunia olah raga banyak yang mengenal permainan bola bilyard,dimana pemain akan memegang sebuah tongkat sebagai sarana memasukkan bola yang di inginkan kedalam sebuah lubang yang di sediakan.
Permainan ini pemain akan memegang sebuah tongkat sebagai alat pemukul atau mendorong sebuah bola satu demi satu kedalam lubang sebagai bentuk penyelesaian untuk memenangkan dari sebuah pertandingan yang di adakan. Hanya pemain akan memukul bola yang di wajibkan di pukul untuk memasukkan bola lainya sesuai dengan keinginanya untuk meraih kemananganya.
Saat ini tehnik dan metode permainan bola bilyard ini di terapkan dan dimainkan dalam dunia perpolitikan indonesia, dalam rangka merebut simpatik dan perhatian masyarakat menghadapi pemilu 2029 mendatang.

PDI Perjuangan saat ini sebagai sentral permainan politik baik regional maupun global untuk menjadi bola yang akan di masukkan kedalam lubang penyelesaian.
Bagaimana PDI Perjuangan dalam perjalanan politiknya selalu melahirkan tokoh tokoh kaliber internasional yang di segani lawan baik lawan politik maupun kebangsaan sehingga menjadi sebuah organisasi politik yang seksi untuk di musnahkan agar tidak menjadi rival yang berat bagi partai politik lainya.
Hari ini,seantero dunia membicarakan tentang seorang yang dilahirkan dari rahim PDI Perjuangan yang sempat memporak porandakan tatanan dunia serta sempat menjadi momok dunia akan sepak terjangnya dalam membawa bangsa ini kekancah internasianal.
Sayang, dia tidak peka terhadap bujuk rayu dari pihak pihak yang anti pati dengan PDI Perjuangan selama ini sehingga dia ikut alur yang di desain untuk melemparkanya kedalam jurang yang penuh dengan ular berbisa serta bebatuan karang yang tajam.
Desain yang diciptakan kini sudah di ikutinya dengan baik dan sempurna, namun semua itu sebetulnya mengarah pada satu permainan politik yang cantik tak ubahnya sebagai permainan bola bilyar yang menyenangkan bagi pemainya.
Kini PDI Perjuangan akan di kerdilkan dan di singkirkan dari wahana politik 2029 mendatang dengan membuka semua kekurangan kadernya bahkan di bumbui dan di tambah akan kekuranganya tentang kader partai ini yang sempat mengguncang dunia sekalipun saat ini sudah di pecat akibat mengikuti desain dari para pembenci PDI Perjuangan.
Dengan selalu mengangkat dan menggaungkan keburukan mantan Presiden yang nota bene di didik dan di besarkan oleh PDI Perjuangan,maka barang tentu menjadi keinginan mereka yang anti pati terhadap partai ini,yang pada akirnya akan dijadikan barometer penilaian rakyat terhadap partai ini untuk kontestasi pemilu mendatang itu yang di harapkan mereka.
Apakah kita sebagai kader banteng akan ikut alurnya..? Tentu tidak .. Maka tak ada jalan lain yang bisa kita lakukan kecuali bergerak bergerak dan bergerak jangan berhenti sekalipun lelah.
Inilah permainan politik bola bilyard yang sangat mengasikkan. (*)
Penulis : Mesman, S.Sos (Pengamat Politik dan Aktivis Pro-MEG)