Pendampingan Teknis Penyusunan Perangkat SPMI: Perkuat Budaya Mutu Perguruan Tinggi

Kefiatan Pendampingan Teknis Penyusunan Perangkat SPMI (Foto : UIM)

ranjana.id Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Universitas Indonesia Mandiri selaku Koordinator Kelompok II Hibah SPMI menyelenggarakan Pendampingan Teknis Penyusunan Perangkat Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) pada 22–23 September 2025 di Hotel Emersia, Bandar Lampung.

Kegiatan ini diikuti oleh pimpinan, dosen, dan tim penjaminan mutu dari delapan perguruan tinggi anggota dengan tujuan memperkuat pemahaman sekaligus implementasi perangkat SPMI dalam upaya menjaga serta meningkatkan mutu perguruan tinggi.

Sebagai narasumber utama, hadir Dr. Ir. I Wayan Nurjaya, M.Sc dan Dr. Veralianta Br Sebayang, S.P., M.Si dari Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai Perguruan Tinggi Pembina.

Selain itu, Prof. Dr. Dessy Hermawan, S.Kep, Ns., M.Kes dari Universitas Malahayati juga memberikan penguatan materi.

Para pakar tersebut menekankan pentingnya penyusunan dokumen mutu yang meliputi kebijakan, manual, standar, serta formulir SPMI yang selaras dengan regulasi nasional maupun kebutuhan institusi.

Dalam pemaparan, narasumber juga menekankan penyesuaian dokumen mutu terhadap Permendiktisaintek Nomor 39 Tahun 2025 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, yang merupakan regulasi terbaru dan wajib diimplementasikan oleh perguruan tinggi.

Ketua LPM Universitas Indonesia Mandiri , Azizah Nur Aulia, S.I.Kom., M.I.Kom
menegaskan bahwa pendampingan ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat budaya mutu.

“Pendampingan dari IPB sebagai Perguruan Tinggi Pembina diharapkan mampu memberikan insight dan best practice, sehingga perangkat SPMI yang disusun dapat menjadi pedoman yang aplikatif dan berkesinambungan,” ujarnya.

Wakil Rektor (WR) 1 UIM Dr. Acum Wijaya, S.E., M.M dan WR 2 UIM V. Mieke Marini,S.Pd., M.Hum turut hadir dalam acara tersebut menekankan pentingnya sinergi antara perangkat SPMI dengan tata kelola perguruan tinggi.

“Kualitas institusi tidak hanya ditentukan oleh capaian akademik semata, tetapi juga oleh bagaimana sistem penjaminan mutu dirancang dan dijalankan secara konsisten. Melalui kegiatan ini, kita berupaya memastikan bahwa dokumen SPMI tidak sekadar formalitas, melainkan menjadi instrumen akademis yang menumbuhkan budaya mutu, memperkuat tata kelola, serta meningkatkan akuntabilitas perguruan tinggi di mata publik dan pemangku kepentingan,” jelas WR 2 UIM V. Mieke Marini,S.Pd., M.Hum.

Selain teori, peserta juga mendapat kesempatan praktik langsung penyusunan dokumen mutu, sambung Veronica, sehingga perangkat SPMI yang dihasilkan benar-benar siap diterapkan.

Melalui kegiatan ini, diharapkan mutu institusi semakin meningkat, mendukung capaian akreditasi, serta memperkuat daya saing perguruan tinggi baik di tingkat nasional maupun internasional. (*)