ranjana.id – Nirvana adalah salah satu band paling berpengaruh dalam sejarah musik rock. Dengan suara khas yang memadukan elemen punk, rock alternatif, dan grunge, mereka tidak hanya mendefinisikan ulang musik tahun 1990-an tetapi juga meninggalkan warisan abadi. Berikut adalah perjalanan karir Nirvana, dari awal yang sederhana hingga menjadi fenomena global.
Awal Mula (1987–1989)
Nirvana didirikan di Aberdeen, Washington, pada tahun 1987 oleh Kurt Cobain (vokal, gitar) dan Krist Novoselic (bass). Awalnya, mereka sering berganti drummer sebelum akhirnya Chad Channing bergabung. Band ini terinspirasi oleh musik punk rock seperti The Melvins dan Black Flag, serta rock alternatif seperti Pixies.
Pada tahun 1988, Nirvana merilis single pertama mereka, “Love Buzz”, di bawah label independen Sub Pop. Kesuksesan kecil ini membuka jalan bagi album debut mereka, “Bleach” (1989), yang direkam dengan anggaran terbatas. Meskipun belum mencapai popularitas besar, album ini mendapatkan pengikut setia di kancah musik underground.
Terobosan dengan Nevermind (1990–1992)
Pada tahun 1990, Dave Grohl bergabung sebagai drummer, menggantikan Channing. Formasi ini menjadi yang paling ikonik dalam sejarah Nirvana. Mereka menandatangani kontrak dengan DGC Records dan mulai bekerja pada album kedua.
“Nevermind” dirilis pada September 1991, dengan single utama “Smells Like Teen Spirit”. Lagu ini menjadi hits besar, mendorong Nirvana ke puncak popularitas. Video musiknya yang penuh energi dan estetika grunge sering diputar di MTV, menjadikan Nirvana wajah baru generasi musik.
Nevermind akhirnya menggeser Michael Jackson dari puncak tangga lagu Billboard, menandai perubahan besar dalam industri musik. Album ini terjual lebih dari 30 juta kopi di seluruh dunia dan mengangkat genre grunge ke arus utama.
In Utero dan Tekanan Popularitas (1993–1994)
Setelah kesuksesan Nevermind, Kurt Cobain merasa tidak nyaman dengan ketenaran. Nirvana merilis album ketiga, “In Utero” (1993), dengan suara yang lebih kasar dan lirik yang lebih personal. Album ini mendapat pujian kritis dan melahirkan hits seperti “Heart-Shaped Box” dan “All Apologies”.
Namun, di balik kesuksesan, Cobain bergumul dengan depresi, kecanduan narkoba, dan tekanan media. Masalah pribadinya sering kali memengaruhi performa band.
Akhir yang Tragis dan Warisan Abadi
Pada 5 April 1994, Kurt Cobain ditemukan meninggal di rumahnya di Seattle karena bunuh diri. Kematiannya mengejutkan dunia dan mengakhiri Nirvana secara tragis.
Meskipun hanya aktif selama 7 tahun, pengaruh Nirvana tetap kuat. Mereka membuka jalan bagi band-band rock alternatif dan grunge seperti Pearl Jam, Foo Fighters (didirikan Dave Grohl), dan Soundgarden. Lagu-lagu seperti “Come As You Are”, “Lithium”, dan “About a Girl” masih sering diputar hingga hari ini.
Pada 2014, Nirvana jadi Rock and Roll Hall of Fame, mengukuhkan status mereka sebagai salah satu band terbesar sepanjang masa.
Nirvana bukan sekadar band—mereka adalah simbol pemberontakan dan suara generasi yang frustrasi. Meski berumur pendek, musik dan pengaruh mereka tetap hidup, membuktikan bahwa karya terbaik sering datang dari jiwa yang paling bergolak. (Redaksi)