Meutya Hafid : Lawan Banjir Hoaks Butuh Kolaborasi Media dan Pemerintah

Menkomdigi, Meutya Hafid (Foto : Komdigi)

ranjana.id Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan upaya menghadapi derasnya arus informasi di ruang digital tidak bisa dilakukan pemerintah seorang diri.

Kolaborasi erat dengan media menjadi kunci untuk memperkuat literasi digital masyarakat.

“Saya senang sekali Kompas.com ada program literasi digital, ada relawan-relawan yang membantu di berbagai provinsi. Mudah-mudahan di usia 30 tahun ini terus dilanjutkan, dan mudah-mudahan bisa berkolaborasi dengan Pemerintah secara erat untuk terus membangun literasi kepada masyarakat,” ujar Meutya dalam Closing Speech HUT ke-30 Kompas.com bertema “Pentingnya Literasi Digital dan Upaya Mewujudkan Cyber Space Aman untuk Semua Kalangan termasuk Anak-anak” di Jakarta Pusat, Senin (15/09/2025).

Meutya menilai pesan literasi yang datang dari media kerap lebih didengar publik dibandingkan dari pemerintah.

“Kadang kalau media melakukan literasi lebih didengar, daripada kalau Pemerintah yang melakukan literasi. Jadi saya senang sekali hari ini datang ke partner kami, mitra kami yaitu Kompas.com,” tuturnya.

Data Kementerian Komdigi mencatat lebih dari 226 juta warga Indonesia atau 80,66 persen populasi sudah terkoneksi internet, dengan rata-rata penggunaan 8 jam 40 menit per hari.

Namun, sekitar 50 juta orang belum memiliki akses internet sama sekali.

Tantangan lebih besar ada pada kelompok anak-anak.

Dari 65 juta anak usia 0–14 tahun, 70 persen di antaranya sudah aktif menggunakan internet.

Ironisnya, 80 persen orang tua tidak mengetahui aktivitas digital anak mereka.

“Ini yang menjadi tantangan. Angka 80 persen orang tua yang tidak mengetahui aktivitas anaknya di dunia digital menjadi PR bagi kita bersama. Salah satunya jawabannya ada pada giat-giat literasi yang masif,” tegas Meutya.

Ia juga menyoroti kecepatan perkembangan teknologi kecerdasan artifisial (AI) yang melesat jauh melampaui perkembangan teknologi lain, bahkan negara Albania sudah memilih AI sebagai “Menteri”.

“Dengan kecepatan ini kita berharap Kompas.com terus mampu membaca tanda-tanda itu. Karena kadang teman-teman media jauh lebih cepat daripada pemerintah membacanya. Dan itu sah-sah saja. Kita perlu saling melengkapi, saling mengingatkan, dan berkolaborasi terutama di literasi,” ungkapnya.

Meski tantangan era digital kian kompleks, Meutya optimistis selalu ada peluang di baliknya.

Ia menegaskan pemerintah membutuhkan mitra strategis untuk memastikan literasi digital menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

“Media punya peran yang amat strategis dan pemerintah siap berkolaborasi dengan Kompas.com, khususnya tidak hanya dalam menyebarkan informasi yang benar, tapi juga melakukan literasi di berbagai daerah,” tegasnya. (*)