Opini  

Konten Negatif Warisan Iblis

ranjana.idBukan hal aneh bila konten ujaran kebencian dan hoax kita temui di media sosial. Ujaran kebencian dan hoax muncul di awal sejarah manusia. Ujaran negatif tersebut mungkin menimbulkan trauma dan terekam dalam gen manusia, sehingga ada yang secara tdk sadar melampiaskannya dgn melakukan ujaran yang sama kepada sesamanya, dan ada juga yang menolak karena sangat membencinya.

Iblis tercatat dalam teks Al-Qur’an sebagai pelaku ujaran kebencian pertama dengan perkataannya, “Aku lebih baik daripadanya. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Engkau ciptakan dia dari tanah” (Q.S. al-A’raf: 12 dan Shad: 76). Ujaran ini menargetkan karakteristik antar golongan. Pernyataan “aku lebih baik” telah mendiskriminasi golongan tanah (manusia).

Ujaran kebencian masih menjadi problem dan dilakukan oleh manusia hingga saat ini. Padahal yg memperkenalkan atau melakukannya pertama kali adalah Iblis. Ada banyak manusia yang tidak sadar telah mewarisinya.

Rinda Cahyana, S.T., M.T. (Foto : Dok. Pribadi)

Di media sosial, ujaran lain yang bermasalah adalah hoax, semacam kabar bohong. Sama hal nya dengan ujaran kebencian, hoax pertama kali dilakukan oleh Iblis dengan perkataannya, “Tuhanmu tidak melarang kamu berdua mendekati pohon ini, melainkan agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).” (Q.S. al-A’raf: 20). Padahal dengan mendekatinya justru manusia terusir dari surga.

Kebohongan semacam ini masih menyesatkan sampai saat ini, bahkan dilakukan oleh manusia. Seburuk-buruknya manusia adalah mereka yang membuat hoax, padahal hoax menjadi sebab dirinya terusir dari Surga. Sebodoh-bodohnya manusia adalah mereka yang terhasut oleh hoax. Hoax adalah dosa yang dapat mematikan hati. Tanda matinya hati adalah tidak timbulnya rasa penyesalan menjadi orang yang buruk dan bodoh.

Banyak hoax tersebar dengan motif kebencian. Sebagaimana Iblis yang mengawali kejahatannya kepada manusia dengan ujaran kebencian dan mengalahkan manusia yang dibencinya dengan hoax. Iblis tahu manusia menjadi sosok utama karena lebih tahu setelah diberi tahu. “Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya … ” (Q.S. al-Baqarah: 31)

Justru Iblis melihat kelemahan di dalam kelebihan manusia tersebut, yakni ketidaktahuan. Manusia bisa dijebak dengan informasi bohong karena manusia hanya diajari Tuhan tentang informasi benar. Manusia membayar pengetahuan hoax dengan sangat mahal. Pembelajaran dari pengalaman tersebut telah membuatnya terusir dari surga.

Masih banyak manusia yang meyakini hoax adalah senjata mematikan utk mengalahkan sesama yang dibencinya. Namun, ada banyak manusia yang menyadari bahayanya, sehingga menangani ujaran kebencian sebagai akar masalah hoax dengan pendekatan preventif dan represif.

Penulis : Rinda Cahyana, S.T., M.T. (Akademisi dan Praktisi IT Nasional)