ranjana.id – Malam itu, Hadi Solihin, Ketua Serikat Buruh San Xiong Steel (SBSX) masih berada di tenda juang di depan gerbang PT San Xiong Steel Indonesia (SXSI). Pria 40 tahun itu masih menyempatkan bertemu dengan anggotanya yang masih berjuang untuk menuntut dibayarkannya gaji dan iuran BPJS ketenagakerjaan yang belum dibayarkan pihak manajemen PT SXSI sejak April 2025 lalu.
Sesekali, pria kelahiran Pardasuka, 5 Oktober 1983 itu mengghisap rokoknya sambil berbincang tentang rencana perjuangan selanjutnya bersama anggotanya yang piket menjaga tenda juang SBSX. Sesekali juga, mereka tampak tertawa untuk mencairkan suasana dengan cerita-cerita kegiatan hari itu.
Hadi Solihin bekerja di PT SXSI sejak Oktober 2015 lalu. Dan selama ia bekerja ia melihat langsung dan merasakan sendiri berbagai permasalahan ketenagakerjaan yang merugikan buruh terjadi didepan matanya.
Buat ayah empat orang anak ini, berbagai permasalahan ketenagakerjaan itu adalah bentuk penindasan dan perampasan hak-hak kaum buruh.
Hal inilah yang mendasarinya bergabung ke SBSX pada tahun 2018 lalu. Niat awalnya bergabung adalah belajar berorganisasi dan berjuang menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan di PT SXSI.
“Saya gabung ke serikat ingin belajar organisasi awalnya. lalu jadi serius di serikat karena ditempat saya bekerja banyak sekali persoalan buruh dan pelanggaran peraturan ketenagakerjaan yang terjadi didepan mata saya”, ungkap Hadi Solihin.
Gayung bersambut, tahun 2023 dirinya dipercaya buruh-buruh PT SXSI untuk menjadi Ketua SBSX.
Dalam menjadi Ketua SBSX, niatnya hanya satu, menyelesaikan masalah-masalah yang merugikan buruh ditempatnya bekerja dan membantu kaum buruh yang berjuang.
“Berjuang sampai menang dan mensejahterakan buruh ditempat saya bekerja, itulah tujuan saya jadi Ketua SBSX. Aspirasi dan kekompakan anggota SBSX menjadi modal saya memperjuangkan hak-hak buruh di PT SXSI.” kata hadi sambil menghisap dalam-dalam asap rokoknya.
“Selama banyak hal merugikan buruh, selama hak buruh banyak dilanggar, selama banyak masalah ketenagakerjaan, saya dan rekan-rekan SBSX akan terus berjuang. Kesewenangan harus dilawan.” ujarnya.
Walaupun dirinya hanya tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Hadi Solihin tak gentar berhadapan dengan pengusaha, pengacara pengusaha, maupun Pemerintah. Baginya memperjuangkan hak dan melawan kesewenangan adalah kebenaran yang harus diperjuangkan. Baginya, memperjuangkan kaum buruh bukanlah soal tamatan sekolah, tetapi soal keberpihakan. Keberpihakan pada kebenaran dan hak kesejahteraan kaum buruh.
“Banyak orang di Lampung tahu soal permasalahan ketenagakerjaan di PT SXSI sejak dulu. Bolak-balik kecelekaan kerja sampai ada rekan kami yang meninggal, hingga sekarang persoalan gaji buruh yang belum juga dibayarkan dari April 2025 lalu.” ungkap Ketua SBSX tersebut.
“Selama buruh dilanggar haknya, gimana caranya hak buruh itu diperjuangkan, kesewenangan dilawan. Baik lewat jalur mediasi, pengaduan ke Pemerintah, dan kalau perlu melakukan unjuk rasa dan pemogokan. Ke pengadilan pun akan kami tempuh. Maju dan berjuang, menang kalah bukan ukuran, yang terpenting adalah berjuang mempertahankan hak buruh.” tambah Hadi Solihin.
Ia bercerita, selama menjadi anggota dan Ketua SBSX, banyak suka duka yang dirasakannya. Mulai dari benturan dengan aparat keamanan, hingga pengalaman bertemu dan berbicara langsung dengan Bupati dan Gubernur.
“Benturan dengan aparat, diancam, bahkan diculik manajemen juga pernah saya rasakan. Di intimidasi bahkan di “suap” dengan uang pun pernah saya alami. Tapi selama memperjuangkan kaum buruh, saya tetap pada pendirian bahwa yang utama adalah anggotanya. Pokoknya selama benar, saya tidak takut, saya pasti berjuang berama kawan-kawan SBSX.” tegasnya.
Ia mengaku tak pernah gentar berhadapan dengan pengacara pengusaha selama memperjuangkan hak-hak anggota SBSX yang dilanggar Pengusaha. Ia juga tak pernah lelah berhadapan dengan lambatnya kinerja pihak pemerintah yang bertanggungjawab dengan persoalan ketenagakerjaan.
“Selama kita benar dalam memperjuangkan hak, upaya-upaya penyelesaian masalah akan kami tempuh. Saya yakin, apa pun yang diperjuangkan pasti ada hasilnya.” kata Ketua SBSX itu.
“Pemerintah memang selalu kurang memperhatikan buruh, hanya menunggu laporan buruh. Kalau belum didemo, tidak peduli, lambal. Kami kadang greget melihat lambatnya respon Pemerintah.” tambah Hadi Solihin.
Menurutnya, kekompakan kaum buruh adalah kunci perjuangannya. Baginya perjuangan organisasi adalah nafas dari cita-cita kesejahteraan kaum buruh.
“Selama berjuang, saya selalu ingat pesan Istri saya yang memintanya selalu berada dalam jalur perjuangan yang benar dan tidak lelah untuk berusaha. Selama yang kami perjuangkan itu hak dan kebenaran, saya yakin akan menang.”jelas Hadi Solihin.
Ia kemudian bercerita, selama memperjuangkan pembayaran gaji dan BPJS sejak April 2025 lalu, ia harus berjualan tapai dan buah-buahan hasil kebun di pasar untuk menutup kebutuhan keluarga dan kebutuhan perjuangan.
“Kerja organisasi didukung kekompakan anggota. Kalau ada kebutuhan keluarga saya berjualan hasil bumi. Ini, selama berjuang saya sambil berdagang tapai ketan dan buah-buahan dan hasil kebun, juga kerja serabutan.” ungkap Hadi Solihin.
Ia percaya, perjuangan kesejahteraan buruh melalui serikat buruh adalah hal yang benar dan efektif. Dan, baginya perjuangan kaum buruh adalah perjuangan untuk kemajuan masyarakat. (Redaksi)