Fenomena Oversharing Di TikTok dan Facebook: Dampak Dan Cara Menghindarinya

ranjana.id – Di era digital seperti sekarang, media sosial seperti TikTok dan Facebook menjadi wadah bagi banyak orang untuk mengekspresikan diri, berbagi momen hidup, dan terhubung dengan orang lain. Namun, belakangan ini muncul fenomena oversharing—kebiasaan berbagi informasi pribadi secara berlebihan di platform digital. Oversharing tidak hanya berpotensi membahayakan privasi pengguna, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan mental dan reputasi.

Apa Itu Oversharing?

Oversharing adalah tindakan membagikan detail kehidupan pribadi secara berlebihan di media sosial, seperti :

  • Masalah keluarga atau hubungan asmara
  • Lokasi dan aktivitas sehari-hari
  • Keluhan tentang pekerjaan atau kehidupan pribadi
  • Konten yang terlalu intim atau sensitif
  • Kejadian/peristiwa luar biasa di lingkungan (misal : bencana alam, kecelakaan)

Platform seperti TikTok dan Facebook mendorong pengguna untuk terus memposting konten, sehingga banyak orang tanpa sadar terbawa untuk membagikan hal-hal yang seharusnya bersifat privat.

Penyebab Oversharing di TikTok dan Facebook

  • Pencarian Validasi Sosial : Banyak orang merasa perlu mendapat likes, komentar, atau perhatian untuk meningkatkan kepercayaan diri.
  • Tekanan untuk Terlihat “Aktif” di Media Sosial : Algoritma TikTok dan Facebook mendorong pengguna untuk sering memposting, sehingga beberapa orang akhirnya membagikan hal-hal yang tidak perlu.
  • Kurangnya Kesadaran tentang Privasi Digital : Tidak semua pengguna menyadari risiko oversharing, seperti pencurian data, cyberbullying, atau doxxing (penyebaran informasi pribadi tanpa izin).
  • Terobsesi memperoleh penghasilan dari mengupload konten.
  • Efek Viralitas : Konten yang bersifat personal atau kontroversial seringkali mendapat banyak engagement, memicu orang untuk terus membagikan kehidupan pribadinya.

Dampak Negatif Oversharing

  1. Ancaman Keamanan dan Privasi : Informasi seperti alamat, jadwal harian, atau kebiasaan bisa dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
  2. Risiko penipuan, peretasan, atau bahkan penculikan.
  3. Masalah Reputasi : Konten yang diunggah bisa menjadi bumerang di kemudian hari, terutama dalam dunia profesional.
  4. Mengganggu kenyamanan orang lain dimedia sosial karena penandaan konten.
  5. Pelanggaran hak cipta yang berujung pada kasus pidana.
  6. Banyak kasus orang kehilangan pekerjaan karena unggahan yang dianggap tidak pantas.

Dampak pada Kesehatan Mental

  1. Oversharing bisa memicu kecemasan sosial jika konten mendapat respons negatif.
  2. Membandingkan hidup sendiri dengan orang lain di media sosial dapat menurunkan self-esteem.
  3. Hilangnya simpati dan empati terhadap orang lain.

Cara Menghindari Oversharing

  1. Pikirkan Sebelum Memposting : Tanyakan pada diri sendiri, Apakah informasi ini perlu dibagikan? Apa dampaknya?
  2. Gunakan Pengaturan Privasi : Batasi siapa yang bisa melihat unggahan Anda di Facebook dan TikTok.
  3. Hindari Membagikan Data Sensitif : Jangan memposting lokasi real-time, nomor telepon, atau detail finansial.
  4. Buat Batasan Diri : Tetapkan topik apa saja yang pantas dibagikan dan mana yang harus tetap privat.
  5. Fokus pada Konten Berkualitas : Alih-alih membagikan kehidupan pribadi, buat konten yang bermanfaat atau menghibur tanpa melanggar privasi.
  6. Melibatkan diri dengan aktivitas offline bersama teman atau orang banyak.

Oversharing di TikTok dan Facebook adalah fenomena yang perlu diwaspadai. Meskipun media sosial adalah tempat untuk berekspresi, penting untuk menjaga keseimbangan antara berbagi dan melindungi privasi. Dengan lebih bijak dalam memilih konten, pengguna bisa tetap aman dan nyaman dalam berinteraksi di dunia digital. (Redaksi)