ranjana.id – Dosen sekaligus praktisi yang berpengalaman di bidang manajemen, perpajakan, dan kepemiluan ini menekankan bahwa pemilu berintegritas bukan hanya tanggung jawab penyelenggara pemilu.
Melainkan juga memerlukan peran aktif masyarakat sipil dan lembaga pemantau. “Integritas pemilu menjadi kunci kepercayaan publik terhadap demokrasi,” kata dia di Hotel Leman Unit 2 Tulangbawang(16/9/2025)
“Tanpa integritas, hasil pemilu akan kehilangan legitimasi. Oleh karena itu, pemantau independen dan masyarakat harus hadir sebagai pengawas yang memastikan transparansi dan keadilan,” sambungnya.
Selain itu, Chairian menyoroti tantangan yang dihadapi dalam kegiatan demokrasi tersebut, mulai dari politik uang, rendahnya kesadaran pemilih, hingga maraknya disinformasi di era digital.
“Namun, dengan sinergi antara lembaga pemantau, penyelenggara, dan masyarakat sipil, kualitas pemilu dapat terus ditingkatkan,” lanjutnya.
Kegiatan ini diikuti mahasiswa, akademisi, dan masyarakat umum yang antusias berdiskusi mengenai bagaimana menjaga demokrasi Indonesia tetap sehat.
Para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan sesi tanya jawab, sehingga terjadi interaksi aktif antara narasumber dan audiens.
Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir kesadaran kolektif bahwa pemilu bukan hanya pesta demokrasi, melainkan momentum untuk memastikan suara rakyat benar-benar dihargai.
Peran masyarakat sipil dan lembaga pemantau diharapkan mampu memperkuat integritas pemilu di Indonesia ke depan. (*)