ranjana.id – Banjir di Bandar Lampung memang sudah beberapa pekan berlalu, musim pun mulai memasuki musim kemarau. Namun, solusi untuk mencegah banjir jika datang hujan tetap harus dipikirkan dan dikerjakan, karena hujan dapat datang sewaktu-waktu.
Pembuatan biopori dapat menjadi salah satu solusi alternatif yang dapat dilakukan secara mandiri oleh masyarakat Bandar Lampung untuk mengurangi debit air terbuang ke saluran drainase dan dapat dijadikan sebagai bagian pengelolaan sampah rumah tangga.
Biopori merupakan lubang vertikal di tanah yang dibuat untuk meningkatkan kemampuan tanah meresap air dan juga untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos. Lubang ini biasanya memiliki diameter 10-30 cm dan kedalaman 70-100 cm.
Rizani Ahmad, Direktur Mitra Bentala, saat dihubungi melalui sambungan telepon (2/5/2025), menjelaskan, biopori dapat menjadi solusi sederhana untuk mengurangi air terbuang ke saluran drainase dan dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat Bandar Lampung di rumah.
“Berdasarkan hasil penelitian laju infiltrasi (air yang masuk ke tanah) biopori 2,02 mm/menit hingga 2,68 mm/menit. Jadi cukup efektif untuk meneglola air hujan, mengingat buruknya kualitas drainase di Bandar Lampung.” jelas Rizani.
Menurutnya, biopori adalah salah satu alternatif pengendalian banjir yang realistis saat ini karena tidak membutuhkan biaya tinggi dan melibatkan partisipasi publik secara meluas.
“Tinggal niat dari pemerintah saja, mau atau tidak. Kalau mau tinggal sosialisasi dan gerakkan masyarakat.” katanya.
Rizani menjelaskan, selain perbaikan sistem drainase dibutuhkan kolam resapan dan resapan untuk pengendalian banjir di Bandar Lampung. Namun, akan menyerap banyak anggaran pemerintah.
“Ada Peraturan Walikota (Perwali) Bandar Lampung Nomor 062/IX/04/2013 Tentang Pemanfaatan Air Hujan yang pada dasarnya merupakan kebijakan konservasi air di Bandar Lampung.”
“Biopori ada dalam perwali itu, jadi bisa jadi solusi untuk pencegahan banjir di Bandar Lampung. Pencegahan banjir itu bagian penting dari mengurangi risiko kerugian karena banjir.” tutupnya. (Redaksi)