ranjana.id – Desa Melakasari, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, yang berada di wilayah pesisir dan berdekatan langsung dengan Laut Jawa, selama ini kerap menjadi langganan banjir rob.
Kondisi tersebut mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, terutama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung (Cimancis), yang mulai melakukan upaya penanggulangan dengan membangun bendungan di Kali Bledek.
Kuwu Melakasari, Sohibi, menjelaskan bahwa wilayahnya memiliki tiga sungai yang seluruhnya terhubung langsung dengan laut.
Ketiga sungai tersebut yakni Kali Bledek, Sungai Pejodangan, dan Sungai Kaligandu. Kontur daratan pantai yang hampir sejajar dengan permukaan laut membuat air laut sangat mudah meluap ke daratan dan masuk ke sungai-sungai saat terjadi gelombang pasang atau rob.
“Ketika rob terjadi, air laut bisa masuk hingga sekitar satu kilometer ke daratan melalui sungai. Ini sangat berbahaya, terutama bagi lahan pertanian dan permukiman warga,” ujar Sohibi, Rabu (10/12/2025).
Ia mengungkapkan, masuknya air laut ke areal pertanian menjadi ancaman serius bagi para petani.
Saat ini, sedikitnya sekitar 100 hektare lahan pertanian sudah terdampak dan terancam mengalami penurunan produktivitas akibat intrusi air laut.
Menanggapi kondisi tersebut, Pemerintah Desa Melakasari menyambut baik langkah cepat BBWS Cimancis yang telah membangun bendungan di Kali Bledek.
Bendungan tersebut berfungsi menahan masuknya air laut ke pemukiman dan lahan pertanian saat rob terjadi, sekaligus menjaga kualitas air sungai tetap tawar agar bisa dimanfaatkan untuk pengairan sawah.
“Alhamdulillah, kami mendapat bantuan penanganan banjir rob dari BBWS Cimancis. Untuk saat ini, baru Kali Bledek yang ditangani,” kata Sohibi.
Selain Kali Bledek, BBWS Cimancis juga merencanakan pembangunan klep, bendungan karet, atau pintu air di dua sungai lainnya, yakni Sungai Pejodangan dan Sungai Kaligandu.
Pembangunan tersebut ditargetkan dapat direalisasikan pada tahun 2026 mendatang.
Sohibi berharap, dengan dibangunnya bendungan di ketiga sungai tersebut, potensi banjir rob di Desa Melakasari dapat diminimalisir secara signifikan.
Menurutnya, banjir rob bukan hanya mengancam sektor pertanian, tetapi juga berdampak pada perikanan dan sektor ekonomi warga lainnya.
“Kami berharap kekhawatiran para petani soal alih fungsi lahan bisa dihindari. Mudah-mudahan setelah bendungan di tiga sungai terbangun, desa kami lebih aman dari rob,” harapnya.
Banjir rob di Desa Melakasari saat ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
Diharapkan, langkah-langkah strategis yang telah dan akan dilakukan dapat menjadi solusi jangka panjang, sehingga masyarakat Desa Melakasari terbebas dari ancaman banjir rob dan dapat menjalankan aktivitas pertanian serta perekonomian secara lebih lancar dan stabil. (*)






