Ballon d’Or 2025: Persaingan Raphinha, Yamal vs Dembele, Siapa Pemenangnya?

Trofi Penghargaan Ballon D'Or (Foto : football365.fr)

ranjana.id Musim kompetisi 2024/2025 telah berakhir, menyisakan cerita menarik dari liga-liga top Eropa. Liverpool berhasil mengamankan gelar Premier League di bawah asuhan pelatih baru, Arne Slot, sementara di Spanyol, Barcelona menunjukkan kebangkitan luar biasa dengan menyalip rival abadinya, Real Madrid, untuk merebut trofi La Liga. Tak ketinggalan, Liga Champions juga menyuguhkan drama hingga puncaknya.

Kandidat peraih Ballon d’Or tahun ini didominasi oleh para pemain dari tim-tim papan atas. Sebut saja nama-nama besar dari Liverpool, Barcelona, dan Paris Saint-Germain (PSG) yang menjadi sorotan utama.

Raphinha dan Lamine Yamal, dua bintang dari Barcelona, digadang-gadang sebagai calon terkuat. Performa konsisten mereka sepanjang musim membuat keduanya menempati posisi teratas dalam daftar prediksi Ballon d’Or versi Give Me Sport. Keberhasilan Barcelona meraih gelar La Liga menjadi faktor penting yang memperkuat peluang salah satu dari mereka untuk membawa pulang trofi individu paling prestisius ini.

Namun, persaingan tak hanya datang dari Spanyol. Ousmane Dembélé dari PSG juga menjadi ancaman serius. Dembélé tampil memukau musim ini, menjadi salah satu kunci keberhasilan PSG menjuarai Ligue 1. Penampilannya yang gemilang dalam perjalanan timnya menuju final Liga Champions juga membuat namanya semakin diperhitungkan. Kinerja luar biasa Dembélé menunjukkan bahwa ia adalah pesaing yang patut diwaspadai dalam perburuan Ballon d’Or.

Meskipun perhatian utama seringkali tertuju pada para penyerang, peran pemain di posisi lain tidak boleh diremehkan. Gelandang-gelandang yang menjadi otak serangan dan kiper-kiper yang melakukan penyelamatan krusial juga memiliki kesempatan untuk masuk dalam daftar nominasi. Musim ini, beberapa gelandang tengah menjadi sorotan berkat kontribusi besar mereka, baik dalam mengatur tempo permainan maupun mencetak gol-gol penting. Demikian pula dengan kiper-kiper yang performanya berada di puncak, menjadi tembok terakhir yang tak tergoyahkan bagi timnya. Meskipun kemungkinan mereka memenangkan Ballon d’Or lebih kecil, kehadiran mereka dalam daftar nominasi akan menjadi pengakuan atas kerja keras dan konsistensi yang mereka tunjukkan sepanjang musim.

Dalam menentukan pemenang Ballon d’Or, dua faktor utama selalu menjadi perdebatan: statistik individu dan prestasi tim. Seorang pemain mungkin memiliki catatan gol dan assist yang luar biasa, namun jika timnya tidak meraih gelar signifikan, peluangnya bisa berkurang. Sebaliknya, pemain yang menjadi motor utama di balik kesuksesan tim meraih trofi besar, seperti Liga Champions atau gelar liga domestik, seringkali mendapat nilai lebih.

Kasus Raphinha dan Yamal dari Barcelona adalah contoh sempurna dari perpaduan kedua faktor ini. Mereka tidak hanya tampil impresif secara individu, tetapi juga sukses membawa timnya menjadi juara La Liga. Begitu pula dengan Dembélé, yang menjadi figur sentral dalam kesuksesan PSG di kompetisi domestik dan penampilan mereka di Liga Champions. Pilihan juri nanti akan sangat bergantung pada bagaimana mereka menyeimbangkan dua tolok ukur ini, sebuah keputusan yang selalu memicu diskusi panas di kalangan penggemar dan pakar sepak bola.

Dengan persaingan yang begitu ketat, siapa pun yang akhirnya dinobatkan sebagai pemenang akan menjadi representasi dari talenta terbaik di era baru sepak bola. (*)