ranjana.id – DPP PDI Perjuangan menyatakan sikap partainya pasca penahanan Hasto Kristiyanto, Sekjen PDI Pejuangan oleh KPK (20/2/2025).
Dalam konfrensi pers di Kantor DPP PDI Perjuangan malam tadi (20/2/2025), Ketua Bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional DPP PDI Perjuangan, Ronny Talapessy, menyampaikan sikap resmi partainya atas penahanan Hasto Kristianto yang dinilai sangat politis dan menyerang partai.
“Ini adalah penahanan politik, ini babak baru serangan pada partai kami”, tagas Ronny.
Ia menjelaskan, penahanan ini membuktilan bahwa informasi Sekjen PDI Perjuangan memang ditarget ditahan sebelum Kongres benar adanya karena peran Sekjen sangat penting dalam mempersiapkannya dan penahanan ini adalah salah satu operasi politik untuk mengawut-awut partai.
“Tidak ada urgensinya untuk melakukan penahanan, Sekjen selalu kooperatif dan kita juga maaihbmengikuti pra peradilan. Alasan melarikannsiri, Sekjen tidak kemana-mana dan datang setiap kali dipanggil dan sedang sibuk menyiapkan kongres. Dan, tidak mungkin akan lari.” jelasnya.
Ronny menambahkan, selama proses pra peradilan, tersangka tidak boleh ditahan tapa melalui hakim pra peradilan sesuai ketentuan pasal 82 UU 8/1981 dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah menjadwalkan persidangan dan menentukan hakim yang mengadili perkara.
“Sejak pertama kali kasus ini muncul, semua orang dapat melihat bagaimana pada bulannJuni 2024, Hasto Kristiyanto dipanggil ke Polda Metro Jaya dan KPK untuk kasus obs dan kasus dugaan suap Harun Masiku yang sudah inkrah”, jelasnya.
DPP PDI Perjuangan menilai penahanan ini didugabkuat dikendalikan pihak di luar KPK dengan menggunakan tangan penyidik KPK karena pimpinan KPK mengaku mengalami kesulitan dengan para penyidik yang memiliki loyalitas ganda dengan instansi asalnya.
“PDI Perjuangan menginginkan KPK yang independen, profesional dan bebas intervensi dari pihak mana pun”, tegas Ronny.
“Kepada seluruh kader dan keluarga besar PDI Perjuangan kami minta tetap tenang dan solid. Saat ini partai dipimpin langsung Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.” tutup Ronny Talapessy. (Redaksi)