Saluran Irigasi Maneungteung di Desa Melakasari Tertutup Sampah Kiriman, Pemdes Lakukan Pembersihan Swadaya

Kuwu Melakasari, Sochibi, Saat Memantau Pengangkatan Sampah Di Saluran Irigasi Maneungteung (Foto : teraswarga.id)

ranjana.id Saluran sekunder Maneungteung di Desa Melakasari, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, tertutup sampah kiriman sepanjang sekitar 100 meter. Kondisi ini menyebabkan tersumbatnya pengairan sawah sekaligus meluapnya air ke pemukiman warga.

Kuwu Melakasari, Sochibi, Rabu (20/8/2025) menjelaskan, tumpukan sampah yang menutup saluran irigasi tersebut berasal dari wilayah hulu irigasi Maneungteung, yakni Kecamatan Pabedilan, Ciledug, dan Waled.

Sampah rumah tangga yang dibuang sembarangan ke saluran irigasi di tiga kecamatan tersebut akhirnya terbawa arus dan menumpuk di Desa Melakasari sebagai wilayah hilir.

“Dulu pernah dipasang jaring, tapi justru membuat air tersumbat dan sawah tidak terairi, hingga petani protes. Akibatnya, sampah tetap mengalir dan menumpuk di sini,” ungkap Sochibi.

Menghadapi situasi ini, Pemdes Melakasari membentuk tim swadaya penanganan sampah irigasi. Pada Rabu (20/8/2025), tim melakukan pembersihan sampah di saluran sepanjang kurang lebih 100 meter. Puluhan ton sampah diangkat ke bantaran irigasi secara darurat, tanpa dukungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon.

Ini sudah hari ketiga pengangkatan sampah dan belum selesai. Sementara kita tampung dulu di TPS desa untuk dikelola, agar bisa mengurangi beban pengangkutan DLH,” ujarnya.

Sochibi berharap adanya kesadaran masyarakat di wilayah hulu untuk tidak membuang sampah ke irigasi. Ia juga mendorong pemerintah desa di hulu membuat aturan tegas terkait larangan membuang sampah sembarangan.

“Sering kali sampah kiriman mencapai puluhan kubik. Kami harap pemerintah bisa membantu pengadaan backhoe kecil untuk mempercepat penanganan, karena di sini ada dua sungai dan satu saluran irigasi yang selalu jadi langganan sampah kiriman,” tegasnya. (*)